Friday, April 03, 2009

Mesjid, Rumah Allah untuk manusia di bumi

Asslm.Wr.Wb.

Mengingat bencana Situ Gintung, Tangerang, Banten dan Galodo di Tanah Datar, Sumatra Barat tampak kekuasaan Allah menahan bencana itu untuk menghancurkan tempat ibadah, sarana publik yang dibangun dengan keikhlasan pendirinya, tetap berdiri kokoh.

Bila kita kilas balik lagi sesudah Pemilu 2004, 26 Desember 2004 terjadi bencana Tsunami. Kedasyatan tsunami dapat kita lihat dari Musium Kapal PLN pembangkit diesel yang terbawa tsunami, masuk lebih 7 km ke daratan. Masih banyak mesjid kayu, mesjid batu dan mesjid beton di Nangroe Aceh Darussalam yang selamat dari kedasyatan kekuasaan Allah melalui air.

Galodo Tanah Datar, Sumatra Barat

Situ Gintung, Tanggerang, Banten

Mesjid di Meulaboh, NAD



Persoalan Masjid dan Integrasi di Jerman

By Frino Bariarcianur on April 3rd, 2009

Wilfried Dechau, fotografer asal Jerman memotret masjid yang ada di Jerman. Potret ini tidak hanya menggambarkan tentang masjid tapi juga soal integrasi religius yang ada di Eropa.

Soal integritas religius kiranya yang membuat Wilfried harus berkeliling Jerman untuk memotret rumah Allah umat Islam. Ia memotret design interior masjid, suasana sembahyang Jumat, para imam, anak-anak, para lelaki dan wanita. Ia memotret juga soal kehidupan sosial umat Islam di Jerman.

Kian tahun bangunan masjid di Jerman semakin bertambah. Dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh pihak Goethe-Institut Jakarta, Dewi Noviami, Manager GoetheHaus, saat ini ada 206 masjid dan sekitar 2600 musolah, yang sebagian sudah ada sejak tahun 70-an. Dan sekitar 120 masjid yang sedang dibangun atau masih dalam perencanaan.


Data tersebut tidak berhenti di situ. Sang fotografer juga memotret perihal kontroversi pendirian masjid yang menaranya tinggi di kota Köln Ehrenfeld . Gerakan warga kanan “Pro Köln” menganggap dengan berdirinya menara yang tinggi wilayah tersebut menjadi asing.

Namun pada bulan Agustus 2008 dewan kota memutuskan bahwa masjid tersebut tetap boleh dibangun.

Di kota lain, dua bulan kemudian sebuah masjid besar diresmikan di kota Duisburg tanpa protes. Sekarang, menurut atase kebudayan Jerman, Masjid Markez tersebut menjadi simbol integrasi religius yang berhasil di seluruh Eropa.

Persoalan-persoalan inilah yang terekam dalam lensa milik Wilfried Dechau. Karya fotografinya akan dipamerkan di Aula Nurcholis Madjid Universitas Paramadina, Jl. Gatot Subroto Kav. 97, Jakarta, dari tanggal 1-14 April 2009.

Pameran ini bertajuk “Mosques in Germany”.

Tidak hanya pameran saja, ke-60 karya foto jurnalistik Wilfried Dechau ini juga menjadi dasar untuk diskusi tentang kebebasan beragama dan kehidupan Islam di Jerman dengan tema “Peran Islam di Jerman: Sejarah, masa kini dan masa depan“, pada hari Rabu, 15 April 2009. Pihak Gothe Institut dan Universitas Paramadina menghadirkan pembicara Prof. Dr. Monika Wohlrab-Sahr, direktur Institut ilmu pengetahuan dan kebudayaan Universitas Leipzig. Tema lain yang akan dibahas dalam diskusi panel ini ialah mengenai hak asasi manusia dan toleransi.

Kiranya pameran ini bisa menjadi contoh bagaimana persoalan religius dapat dipecahkan secara bersama-sama. Tidak main hakim sendiri oleh kelompok-kelompok yang tidak menyenangkan. Bisa dikatakan pameran ini relevan dengan konteks Indonesia yang memiliki beragam budaya dan agama. [FB]

Informasi tambahan :

Persoalan Masjid dan Integrasi di Jerman
Potret Islam di Tengah Pluralitas Budaya Eropa
Tsunami

Wallahu Alam B. Wass.Wr.Wb.

No comments: