Thursday, April 30, 2009

Bank Syariah dan Bank Konvensional Riba

Menurut Al-Qur’an :
Dalam Al-Qur’an ( Alquran ) ayat-ayat tentang “Riba” hanya terulang 8 kali dengan arti yang bervariasi :

(1) Orang-orang yang makan riba,tidak dapat berdiri melainkan seperti orang kemasukan Setan,lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka lantaran berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(QS.al-Baqarah 275).Dalam ayat 275 ini tiga kali disebut riba. Menurut Tafsir Departemen Agama, Riba itu ada dua,Nasiah dan Fadhl. “Nasiah” ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang meminjamkan. ”Fadhl” ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis.Riba yang dimaksud pada ayat ini ialah Nasiah yang berlipat ganda yang dipraktekkan dizaman Jahiliyah. (hal.69).

(2) Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sadakah (QS.al-Baqarah 276).

(3) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba(yang belum dipungut), jika kamu orang-orang beriman (QS.al-Baqarah 278).

(4) Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungghunya mereka telah dilarang daripadanya (QS.al-Nisa 161).

(5) Hai orang-orang beriman,janganlah kamu makan riba dengan berlipat ganda(QS.Ali Imran 13O).Yang dimaksud dalam ayat ini adalah riba Nasiah (hal.97).

(6) Dan sesuatu riba (tambahan)yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah disisi Allah (QS.al-Rum 39).

http://islam-itu-indah.blogspot.com/2007/11/riba-dalam-perspektif-al-quran.html


Allah menyuburkan sedekah dan mengharamkan riba, mereka mengatakan bahwa riba sama dengan jual beli namun Allah menyatakan sadakah, pemberian dana bergulir menyuburkan perekonomian, sementara uang tidur yang diambil bunganya setiap 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan menguntungkan bagi nasabah bila bunga diatas 10% tetapi merugikan jasa keuangan, Bank karena negatif spread. Sementara bila bunga dibawah 10% nasabah relatif kecil keuntungannya tetapi Bank harus lebih banyak bergerak untuk memonitoring perputaran uang disektor riil.

Permainan persentase yang berpangkat2 ini yang menjerat penghutang tidak bisa lepas dari hutang, proses perdagangan akrab dengan untung dan rugi. Tak ada seorangpun yang mengharapkan perniagaan yang merugi, tetapi faktor kerugian dapat saja terjadi. Faktor bahan bakar, listrik, infrastruktur, keausan mekanis, fenomena elektromagnetis, faktor alam, merupakan bilangan imaginer yang merupakan faktor yang mempengaruhi usaha produksi dan perdagangan. Kesemuanya itu faktor alamiah disertai faktor manusia senang, sakit, sedih, suka, pendidikan, kesehatan, pendapatan dan berbagai kebutuhan mempengaruhi faktor produksi.

Bagi ummat beriman yang mengenal kehidupan didunia dan diakhirat. Kehidupan kita tidak dihabiskan didunia, berbekal didunia dan diakhirat menjadi dorongan agama Islam untuk membentuk ummat yang kuat dan saling membantu, gotong royong, takaful dalam hal kebaikan dan ketakwaan dalam upaya memakmurkan dunia dan menjadi bekal amal shaleh di hari akhir.

Zakat dan sadakah adalah pemberian dari seseorang kepada orang lain tanpa syarat apapun dari penerima. Sedangkan perbedaan anatar zakat dan sadakah bahwa zakat adalah batas minimal dari pemberian yang diwajibkan dalam Islam atau minimal dari kewajiban bersadakah. Karena itu, ketika Allah mengawali ayat al-Qur’an menegenai kewajiban zakat memakai lafazd “inama al-shadaaqatu”. Redaksi ini dapat dipahami bahwa zakat merupakan salah satu bentuk sedakah.

Karena itu terma sadakah merupakan kata umum yang juga mencakup sadakah. Oleh karena itu batas zakat dapat dilampaui batas minimu ke arah negatif dengan sedekah dan pemberian lain.

Sebagai contoh. Mari kita perhatikan kelanjutan dari ayat “inama al-shadaqatu li al-fuqaraa…”yang dimaksud dengan fakir disini adalah mereka yang tidak mampu melakukan transaksi ekonomi apapun, atau tidak mampu melunasi bentuk pinjaman harta selunak apapun dalam sistem perekonomian yang berlaku. Untuk kelompok inilah berlaku ayat Allah

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sadakaqah”. Karena kelompok ini tidak mampu melakukan transaksi dalam bentuk apapun. Mereka berhak menerima harta pemberian bukan pinjaman. Adapun ujrah pemberian itu adalah pahala dari Allah. Begitu juga dengan ayat “orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan…” (al-Babaqarah: 25), al-Baqarah: 279 “jika kamu tidak mengerjakan (meniggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu”. Konteks ayat ini berlaku pada kondisi pertama yaitu pengalihan pinjaman berbungan kepada mereka yang fakir (Syahrur: 2004. 49).

Kondisi pendistribusian modal kepada golongan kedua yaitu mereka yang mampu mengembalikan pokok modalnya saja tanpa bunga sama sekali maka bentuk pemberian itu berada pada garis netral (titik nol). Krisis global seperti sekarang ini pemerintah mesti memberi stimulus (buil out) kepada sektor rill mikro yang tersandera, terseret dalam arus global yang tidak berujung. Agar mereka mampu menghidupkan aktifitas ekonomi sehingga terhindar dari resesi ekonomi. Pemberian dana talangan tanpa biaya ini (bunga) khusus pada sektor rill usaha kecil. Pinjaman ini dinamakan sebagai Qard Hasan yaitu pinjaman tanpa bunga. Kondisi ini digambarkan dalam al-Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat: 279: “Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganianya dan tidak pula dianiaya”. Ini adalah batas maksimum pengalihan yang dapat dilakukan kepada kelompok kedua, sebaiknya disedekahkan. Karena itu sebenarnya lebih utama kepada mereka diberikan sadakah bukan pinjaman tanpa bunga QS. al-Baqarah. 280: “Dan menyedekahkan (sebahagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

http://id.acehinstitute.org/index.php?option=com_content&view=article&id=349:maslahah-a-sistem-distribusi-modal-alternatif-dalam-teori-syahrur-&catid=13:syariat-islam&Itemid=26

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
QS. Al Baqarah : 261

http://www.satubenih.blogspot.com/

Umpamanya orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah seperti pohon yang bercabang tujuh, setiap cabangnya berbulir 100 bulir. Setiap benih yang disemai, ditanam, dirawat, dipelihara dan dijaga dari hama dengan waktu tertentu panen mendapatkan hasil 700 kali setiap pohonnya, bagaimana bila berhektar-hektar lahannya. Banyak energi yang digunakan untuk panen, pengolahan paska panen, penyimpanan persediaan, penyimpanan untuk perdagangan, transportasi panen, perdagangan, pengolahan bahan makanan untuk perdagangan dengan jangka waktu 6 bulan hingga satu tahun. Waktu dan daya manusia bersinergi membangun usaha dalam rantai hubungan kerjasama yang menguntungkan, dari penanam hingga konsumen diperkotaan.

Analogi yang sama dengan perkebunan coklat, kopi, teh, tebu, karet, kopra dan sawit.

Abstrak untuk pengelola ikan di lautan, di lautan gelombang besar perahu cadik dipersiapkan dengan baik dengan solar 'marine' yang cukup, umpan, jaring, es dan perlangkapan penyimpanan ikan agar tetap segar dipersiapkan beberapa hari sebelumnya. Saat berangkat mempersiapkan doa, agar lancar dalam perjalanan dan tidak terkena gangguan cuaca, berbekal GPS dan Radio dari BMG menjelajahi lautan lepas, dengan bantuan satelit terdeteksi kumpulan ikan yang biasanya berkumpul di pertemuan arus dingin dan panas yang kaya perputaran plankton dari dasar laut, ini mudah dideteksi oleh satelit. Berbekal GPS dan panduan satelit lebih mudah menuju sasaran kumpulan ikan di lautan luas.

Allah yang menguasai langit dan bumi dan diantaranya, bila terjadi perubahan cuaca dan angin yang kencang tampaklah betapa lemahnya manusia dan kapal yang ditumpanginya ditengah kekuasaan Allah, hati yang padu antara awak kapal dan pelaksana tetap dilindungi oleh Allah, dirahmati diperjalanan dan mendapatkan hasil tangkapan yang cukup untuk keluarga dan disimpan untuk perdagangan 3, 6 bulan hingga 1 tahun mendatang menjadi bagian industri kelautan.



Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
tiada badai, tiada topan kau temui
ikan dan udang menghampiri dirimu

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
tiada badai, tiada topan kau temui
ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman




abstrak untuk sektor properti
low risk, medium risk 12 jam, high risk 24 jam.

abstrak untuk sektor industri energi
yang medium risk, high risk 1 tahun x 24 jam

abstrak untuk sektor industri dasar, metalurgi
medium risk dan high risk

abstrak untuk sektor jasa transportasi


Selamat Milad Bank BNI 46 Syariah,
Jalan Jendral Sudirman Kav 1

Wednesday, April 22, 2009

Merasakan Manisnya Iman

By Republika Newsroom
Rabu, 22 April 2009 pukul 11:55:00


Nabi Muhammad SAW bersabda:

Tiga perkara, barangsiapa terdapat padanya yang tiga perkara itu, terasalah olehnya kemanisan Iman (halawat al-iman).

1. Mencintai Allah dan rasul-Nya, lebih dari mencintai segala yang lain

2. Mencintai seseorang semata-mata karena Allah

3. Benci kembali kepada kufur, serupa dengan benci dicampakkannya ke dalam api yang bernyala-nyala (Bukhori dan Muslim)




Things to think

Dengan manisnya iman, seorang Muslim bisa tegar, sabar dan kuat dalam mengarungi kehidupan. Ia bahagia dalam cobaan hidup yang penuh penderitaan, kesengsaraan dan kesakitan.

Dengan manisnya iman di hati, ia mampu bersikap tawakal. Hal ini karena manisnya iman hanya dapat diraih tatkala semua hal di dunia ini telah dapat dilihatnya dari sisi cinta ilahiah.

Seorang pencinta sejati tidak akan pernah pantang menyerah atau merasa menderita dan tersiksa dalam memperjuangkan citanya. Ia bahkan benci (takut) untuk melakukan hal-hal (kekufuran) yang bisa memalingkan Sang Kekasih dari-Nya.

Jika kita masih merasa berat dan belum bisa merasakan lezatnya menjalankan ibadah dan melakukan kebajikan antar sesama, barangkali inilah saatnya kita instropeksi. Sudahkah kita mampu menghadirkan Tuhan dan rasulnya dalam seluruh perhatian cinta kita sebagai standar rasa dan kecondongan hati kita di setiap tarikan napas kita?/taq

Sumber:
Merasakan Manisnya Iman

Tuesday, April 07, 2009

Gugur Fisabilillah, di jalan Islam

Asslm.Wr.Wb.

Kemarin, 6 April 2009 di Landasan Husein Sastra Negara jatuh Pesawat Fokker 27, buatan Belanda dengan umur 33 tahun pemakaian di TNI AU. Pilot, kopilot, 4 Kru pesawat serta seorang Instruktur dan 17 Prajurit dari Pasukan Khas TNI AU tewas dalam tugas. Pesawat itu dalam misi pendidikan program pendidikan Para Lanjut Terbang (PLT). Penerbangan pertama tanpa kendala di Lanud Sulaiman, penerbangan ke dua mendapat kendala cuaca, ketika akan kembali landing visibility, pandangan sangat pendek karena kaca pesawat terhalang momentum pantulan derasnya air hujan.



Saat hujan deras dengan wiper pesawat (?), (standar mobil darat di Inggris, wiper harus jalan, karena bisa menghapus salju) pandangan sangat pendek, pesawat menghantam atap hanggar Aircraft Services, bengkel pesawat resmi PT Dirgantara Indonesia. Kemungkinan angin dari samping yang kuat yang menghempas pesawat dengan kecepatan rendah saat akan landing sehingga terlontar jauh dari garis runway, hingga terhempas diatap hanggar ACS. Pesawat mendarat keras di atap, tersangkut, terbakar, meledak dan kru pesawat dan penumpang tewas terbakar di atas atap, serpihan pesawat dan awak yang terbakar berjatuhan dari atap hanggar pesawat, ke lantai bengkel khusus pesawat itu.

Investigasi lanjutan masih dilakukan oleh Internal Investigator TNI AU
www.tni-au.mil.id

Innalilahi Wa Innailahi Rojiun; Allahumagfirlahu warhamhu wa`fuanhu.

Renungan Islam dalam peperangan di jalan Allah.

وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبيلِ اللّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاء وَلَكِن لاَّ تَشْعُرُونَ

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." [ Al Baqarah 154 ]

Tafsir Ibnu Katsir

Firman Allah,
"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan mereka hidup."

Allah Ta'ala memberitahukan bahwa para syuhada itu hidup di alam barzakh dan mendapatkan rezeki. Sebagaimana hal itu dikemukakan dalam Shahih Muslim :

"Sesungguhnya arwah para syuhada itu berada dalam tembolok burung hijau yang berkeliaran di surga ke mana dia suka. Kemudian ia hinggap pada lampu-lampu yang bergelantungan di bawah 'Arasy. Lalu Tuhanmu melihat mereka sekilas. Allah bertanya, 'Apa yang kalian inginkan?'Mereka berkata, 'Wahai Tuhan kami, apalagi yang kami inginkan, sedangkan Engkau telah memberi kami sesuatu yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun dari makhluk-Mu.' Kemudian Allah kembali kepada mereka mengajukan pertanyaan yang sama. Tatkala mereka melihat bahwa tiada jalan kecuali meminta, maka mereka berkata, 'Kami ingin agar Engkau mengembalikan kami ke dunia, lalu kami akan berperang dijalan-Mu hingga kami mati untuk kedua kalinya karena-Mu. 'Mereka meminta hal itu, karena pahala mati syahid demikian besar. Maka Allah Yang Maha Agung berfirman, 'Sesungguhnya Aku telah menetapkan bahwa mereka tidak akan dikembalikan lagi (ke bumi),'" (HR Muslim)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanadnya dari Ka'ab bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Jiwa (ruh) orang mukmin adalah burung yang bergelantungan dipohon surga hingga Allah mengembalikannya ke jasadnya ketika membangkitkannya." (HR Ahmad)

Hadits ini menunjukkan keadaan kaum mukmin pada umumnya. Jika mukmin itu sebagai syuhada, maka mereka disebutkan dalam Al-Qur'an secara khusus guna menghormati, memuliakan, dan menghargai mereka.

Wallahu Alam B. Wabilahi Taufik Wal Hidayah.
Wass.Wr.Wb.

Sumber:
Fokker 27 Jatuh Menimpa Hanggar
Tafsir Al Quran Al Baqarah 154, Ibnu Katsir
Hercules Angkut Jenasah Mukmin Syuhada

Friday, April 03, 2009

Mesjid, Rumah Allah untuk manusia di bumi

Asslm.Wr.Wb.

Mengingat bencana Situ Gintung, Tangerang, Banten dan Galodo di Tanah Datar, Sumatra Barat tampak kekuasaan Allah menahan bencana itu untuk menghancurkan tempat ibadah, sarana publik yang dibangun dengan keikhlasan pendirinya, tetap berdiri kokoh.

Bila kita kilas balik lagi sesudah Pemilu 2004, 26 Desember 2004 terjadi bencana Tsunami. Kedasyatan tsunami dapat kita lihat dari Musium Kapal PLN pembangkit diesel yang terbawa tsunami, masuk lebih 7 km ke daratan. Masih banyak mesjid kayu, mesjid batu dan mesjid beton di Nangroe Aceh Darussalam yang selamat dari kedasyatan kekuasaan Allah melalui air.

Galodo Tanah Datar, Sumatra Barat

Situ Gintung, Tanggerang, Banten

Mesjid di Meulaboh, NAD



Persoalan Masjid dan Integrasi di Jerman

By Frino Bariarcianur on April 3rd, 2009

Wilfried Dechau, fotografer asal Jerman memotret masjid yang ada di Jerman. Potret ini tidak hanya menggambarkan tentang masjid tapi juga soal integrasi religius yang ada di Eropa.

Soal integritas religius kiranya yang membuat Wilfried harus berkeliling Jerman untuk memotret rumah Allah umat Islam. Ia memotret design interior masjid, suasana sembahyang Jumat, para imam, anak-anak, para lelaki dan wanita. Ia memotret juga soal kehidupan sosial umat Islam di Jerman.

Kian tahun bangunan masjid di Jerman semakin bertambah. Dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh pihak Goethe-Institut Jakarta, Dewi Noviami, Manager GoetheHaus, saat ini ada 206 masjid dan sekitar 2600 musolah, yang sebagian sudah ada sejak tahun 70-an. Dan sekitar 120 masjid yang sedang dibangun atau masih dalam perencanaan.


Data tersebut tidak berhenti di situ. Sang fotografer juga memotret perihal kontroversi pendirian masjid yang menaranya tinggi di kota Köln Ehrenfeld . Gerakan warga kanan “Pro Köln” menganggap dengan berdirinya menara yang tinggi wilayah tersebut menjadi asing.

Namun pada bulan Agustus 2008 dewan kota memutuskan bahwa masjid tersebut tetap boleh dibangun.

Di kota lain, dua bulan kemudian sebuah masjid besar diresmikan di kota Duisburg tanpa protes. Sekarang, menurut atase kebudayan Jerman, Masjid Markez tersebut menjadi simbol integrasi religius yang berhasil di seluruh Eropa.

Persoalan-persoalan inilah yang terekam dalam lensa milik Wilfried Dechau. Karya fotografinya akan dipamerkan di Aula Nurcholis Madjid Universitas Paramadina, Jl. Gatot Subroto Kav. 97, Jakarta, dari tanggal 1-14 April 2009.

Pameran ini bertajuk “Mosques in Germany”.

Tidak hanya pameran saja, ke-60 karya foto jurnalistik Wilfried Dechau ini juga menjadi dasar untuk diskusi tentang kebebasan beragama dan kehidupan Islam di Jerman dengan tema “Peran Islam di Jerman: Sejarah, masa kini dan masa depan“, pada hari Rabu, 15 April 2009. Pihak Gothe Institut dan Universitas Paramadina menghadirkan pembicara Prof. Dr. Monika Wohlrab-Sahr, direktur Institut ilmu pengetahuan dan kebudayaan Universitas Leipzig. Tema lain yang akan dibahas dalam diskusi panel ini ialah mengenai hak asasi manusia dan toleransi.

Kiranya pameran ini bisa menjadi contoh bagaimana persoalan religius dapat dipecahkan secara bersama-sama. Tidak main hakim sendiri oleh kelompok-kelompok yang tidak menyenangkan. Bisa dikatakan pameran ini relevan dengan konteks Indonesia yang memiliki beragam budaya dan agama. [FB]

Informasi tambahan :

Persoalan Masjid dan Integrasi di Jerman
Potret Islam di Tengah Pluralitas Budaya Eropa
Tsunami

Wallahu Alam B. Wass.Wr.Wb.