Thursday, September 23, 2010
Melontar Jumrah
Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Kita telah melewati ibadah wajib puasa satu bulan lamanya dan ditutup dengan Hari Raya Iedul Fitri. Semoga kita kembali kejati diri kita, semoga kita bersama memperoleh ampunan, ridha dan kenikmatan surgawi.
Kini bulan Syawal saatnya kita bersilaturahmi. 3 Bulan depan adalah bulan haram, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram. Bulan suci tidak diperbolehkan terjadinya pertumpahan darah. Bulan-bulan yang menjamin keamanan jamaah haji. Dzulhijah adalah bulan persiapan dan perjalanan Ibadah Haji, Bulan Dzulhijjah adalah Puncak Ibadah Haji dan Bulan Dzulhijah serta Muharram saatnya jamaah haji perjalanan pulang menuju kampung halamannya.
Salah satu prosesi dalam Ibadah Haji adalah Melontar Jumrah, salah satu prosesi keluarga Ibrahim dalam menjalankan ketaatan Agama Tauhid, hanya menyembah Allah SWT penguasa langit dan bumi dan segala isinya.
Mengutip Ayat Suci AlQuran
[6:161] Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik"
Melontar Jumrah
Mina, 10 Dzulhijjah (Subuh) ; Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
Mina, 11 Dzulhijjah (Subuh-Malam); Melontar Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah 7 kali.
Mina, 12 Dzulhijjah (Pagi) ; Melontar Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah 7 kali.
Setelah stamina badan mereka pulih, mereka melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melontarkan 3 jamarat, yaitu Jumrah Aqabah, Jumroh Wustha dan Jumroh Ula. Orang-orang awam sering menyebut istilah ketiga tempat pelontaran itu dengan sebutan Iblis Besar, Iblis Menengah dan Iblis Kecil. Walaupun menurut sejarah pelemparan ini betul-betul melontar iblis dalam wujud yang nyata, karena pada masa itu Nabi Ibrahim ketika hendak menyembelih anaknya Ismail atas perintah Allah SWT. Iblis datang menjelma di Aqabah untuk menggagalkan ketaatan Nabi Ibrahim tersebut, tepatnya di Aqabah, Iblis pun tidak putus asa, lalu dia mempengaruhi istrinya Hajar, agar perbuatan itu jangan dilakukan, maka Hajar pun melempar iblis dengan kerikil-kerikil kecil di Jumrah Wustha (pertengahan) itu, iblis pun mengalihkan rayuannya kepada yang akan disembelih yaitu Nabi Ismail as. Bahwa perbuatan itu tidak pernah dilakukan oleh siapapun di dunia ini sepanjang sejarah, maka Nabi Ismail as melempar iblis di tempat yang disebut dengan Jumrah Ula (Jumrah kecil).
Dari sudut syariat semua perbuatan itu dilakukan semata-mata ta’abudiah, tauqifiah mengikuti jejak Nabi Ibrahim as. walaupun setan dan iblis sekarang ini tidak muncul dalam bentuk konkrit, tetapi setan itu mengalir di seluruh tubuh manusia di cela-cela urat nadi, bahkan di tempat tidak mengalir darahpun setan bisa bertengger seperti di rambut dan di kuku. Maka tidak ada salahnya dalam pelaksanaan melontar jamarat ini kita tafsirkan sebagai bahasa simbolik sebagai lambang permusuhan kita dengan setan besar, pertengahan dan setan-setan kecil.
Sehingga setelah pelaksanaan melontar ini para jamaah haji tidak lagi berteman dengan setan-setan yang ada di tanah air, baik setan besar, setan pertengahan ataupun setan kecil.Dengan dilaksanakannya melempar jumrah tanggal 10 Dzulhijjah, maka berakhirlah batas berpakaian ihram, berarti pelaksanaan ibadah haji sudah hampir selesai. Sewajarnyalah para tamu-tamu Allah Swt. berpamitan dengan Baitullah Ka’bah yang mulia, yaitu melakukan tawaf wada’ (tawaf perpisahan).
[ Memahami Rahasia-rahasia Ibadah Haji, Mimbar Jumat 14 Desember 2007 ]
Doa Melontar Jumrah
Secara kasat mata, simbol iblis di Jumrah aqabah dilambangkan dengan obeliks.
Obeliks sekitar Arafah
[ Apa Hukum Mendaki Jabal Rahmah Pada Hari Arafah dan Shalat Di Sana? ]
Obeliks sekitar kita
Obelisk Aswan, Mesir
Obelisk Mesir, Jarum Cleopatra
Oblisk Washington DC
Oblisk Washington DC
Obelisk Vatican, Rome
Obelisk London, "Bank of Thames"
Obelisk Paris, France
Obelisk, Buenos Aires, Argentina
Obelisk Axum, Kopti, Ethiopia
Obelisk Axum dikirim Kembali dari Roma
Obelisk, Dalhousie, Singapore
[ Dalhousie Obelisk ]
Obelisk, Tugu Pahlawan, Surabaya
Tugu Muda, Semarang
Monumen Nasional, Jakarta
Tugu Jogja
[ Tugu ]
Tugu Emas Bandung Barat
[ Rencana Pembangunan Tugu Emas Terbengkalai, (Rp 50 Milyar) ]
[ I, Obelisk ]
[ The New Jerusalem ]
[ Obelisks in Germany ]
[ Egyptian Obelisk ]
Satanic System
“Ada tiga pilar yang menjadi kekuatan sistem keuangan setan. Yaitu, uang kertas, dibolehkannya bank melakukan pencetakan uang, dan sistem riba,” papar praktisi perbankan syariah yang aktif menulis buku tentang pentingnya penerapan sistem ekonomi syariah."
“Uang kertas yang sekarang menjadi alat tukar kita, sebenarnya uang yang dipaksakan. Karena tidak mempunyai nilai dari uang itu sendiri,” jelas Riawan. Karena itu, menurutnya, di antara langkah yang harus dilakukan umat Islam adalah selain kembali kepada sistem ekonomi syariah juga harus mulai menerapkan uang dinar dan dirham."
[ Riawan Amin: Satanic Finance Bikin Umat Miskin ]
Ekonom sering menyebut ekonomi berbasis syariah ini dengan sistem ekonomi
alternatif. Namun, sistem ini baru pada tahapan perang dalam satu pilar ekonomi moneter yang berlaku, yakni memerangi interest semata melalui sistem perbankan syariah yang tersedia. Sedangkan pada fiat money serta fractional reserve requirement masih jauh panggang dari api. Artinya, pelaku ekonomi syariah atau pegiat ekonomi syariah, masih harus bekerja keras menciptakan sistem ekonomi alternatif ini sehingga dapat dianut ekonomi masyarakat dunia. Misalnya, mengembalikan alat tukar dengan logam mulia atau setidaknya pencetakan uang kertas di-back up sepenuhnya dengan logam mulia yang setara serta menghilangkan bunga.
[ Pilar Ekonomi Moneter Dunia Versus Alternatif ]
[ Satanic Finance, Majalah Era Muslim Edisi 8 Online ]
Penutup
Saat ini simbol Jamarat tidak lagi berbentuk obeliks (disebut juga dengan jarum Cleopatra), tetapi berbentuk persegi panjang. Keuntungan dengan bentuk ini memudahkan membidik, dengan jumlah Jamaah Haji yang besar tidak lagi berdesakan membidik, tidak lagi saling lontar bila meleset melontar jumrah. Berkurang jamaah haji yang tertimpuk jumrah. Namun makna simboliknya perlu kita renungkan dan kita cari hikmahnya di sekitar kita.
Wallahu Alam Bishawab.
Wass.Wr.Wb.
Subscribe to:
Posts (Atom)