Friday, October 16, 2009

Banjir Kanal Timur

Banjir Kanal Timur merupakan proyek mengatasi banjir di Ibukota Negara Jakarta. Proyek telah berlangsung lama. Pada 1973, Pemerintah Indonesia dengan bantuan konsultan Belanda Nedeco menyusun masterplan drainase dan pengendalian banjir untuk merealisasikan ide Van Breen, yaitu proyek Banjir Kanal Timur (BKT). BKT tak pernah terlaksana karena nilai proyek Rp 45 miliar dinilai terlalu mahal.

Pemerintah Jakarta menyusun masterplan baru dengan bantuan Jepang ditambah berbagai studi pengairan baru. Banjir tak bisa rampung dengan konsep di atas kertas. Pada tahun 2002, konsultan Nedeco diundang kembali ke Jakarta. Proyek BKT yang kini nilainya mencapai Rp 4,9 triliun atau 108 kali lipat biaya tahun 1973 dihidupkan kembali. Kanal sepanjang 23,5 kilometer akan melintasi 13 kelurahan di Jakarta Timur dan Jakarta Utara dengan membebaskan lahan seluas 183 hektare.



Kini proyek sudah memperlihatkan bentuk banjir kanal, walau masih belum tersambung utuh untuk menghadapi musibah banjir.

Fungsi Banjir Kanal Timur:
* Pengendali banjir.
* Tabungan air tanah, pengisi air tanah dangkal dan dalam.
* Sumber air baku PAM dan Hidran.
* Penampung air hujan dan air gelontor
* Media air penurun temperatur udara lingkungan sekitar.
* Transportasi lalu lintas kanal air (muara).








Banyak fungsinya, semoga akhir Desember 2009 sudah beroperasi menampung limpahan air permukaan dari Sungai Cipinang, Sunter, Jati Kramat, Buaran, Cakung. Wilayah yang biasa terendam kali Sunter; Jatinegara Kaum, Kelapa Gading, Cempaka Putih, dan Tanjung Priok terbebas dari meluapnya sungai yang merugikan harta benda dan pemukiman.

Sumber:
Proyek BKT berfungsi 2010
Lima Belas Abad Menghadang Banjir