Saturday, January 24, 2009

Fatwa Hukum Wanita Membaca Ayat Al Quran








Hukum Wanita Membaca Ayat Al-Qur'an
Dengan Suara Dalam Salat-Salat Yang Seharusnya Dengan Suara


Tajuk fatwa :
Hukum Wanita Membaca Ayat Al-Qur'an
Dengan Suara Dalam Salat-Salat Yang Seharusnya Dengan Suara
Nomor fatwa : 71
Tanggal penambahan :
Kamis 5 Jumadilakhir 1425 H. bertepatan dengan 22 Juli 2004 M.
Pihak pemberi fatwa : Fatwa Komite Tetap Lembaga Kajian Ilmiah dan Fatwa
Sumber fatwa :
Pertanyaan nomor: 6, Fatwa nomor: 2634, jilid 4, halaman 126)
Soal :
Apakah wanita dibolehkan membaca Al Qur'an dengan suara terang dalam salat Subuh, Magrib dan Isyak seperti pria, ataukah sebaliknya, harus salat dengan suara pelan?
Jawab :

Segala puji hanyalah bagi Allah. Shalawat dan salam ditujukan kepada Rasul-Nya, keluarganya dan sahabat-sahabatnya.

Apabila dia sendirian di rumahnya atau bersama dengan muhrimnya atau di antara wanita -saja- maka dia boleh membaca dengan suara terang. Jika dia mengimami para wanita di rumah yang kosong dari orang lain selain mereka, maka dia boleh membaca dengan suara terang. Sedangkan apabila dia salat, sedangkan di sekelilingnya ada laki-laki yang bukan muhrimnya yang mendengar suaranya, maka lebih baik dia tidak mengeraskan bacaannya.

Taufik hanyalah dari Allah. Shalawat serta salam ditujukan kepada Nabi kita Muhammad saw., keluarganya dan sahabat-sahabatnya.


Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Fatwa, Arab Saudi
Anggota: Abdullah bin Qu'ud
Anggota: Abdullah bin Ghadyan
Wakil Ketua: Abdul Razzaq Afifi
Ketua: Abdul Aziz bin Baz

Sumber :
Kompleks Percetakan Al Qur'anul Karim Raja Fahd

http://www.qurancomplex.org/qfatwa/display.asp?f=71&l=ind&ps=subFtwa

Hukum Qishsah

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh,orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan perempuan dengan perempuan. Maka, barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan yang lebih baik (pula). Yang demikian itu suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. Dan, dalam qishash itu ada (jaminan kehidupan) hidup bagimu, hai orang-orang supaya kamu bertaqwa.
(Al Baqarah: 178-179)

Seruan ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman, karena identitas iman memiliki konsekusi bahwa yang bersangkutan akan mau menerima segala sesuatu yang datang dari Allah. Mereka beriman kepada Allah tentang pensyariatan qishash ini. Dia memanggil mereka untuk memberitahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan syariat qishash kepada mereka mengenai orang-orang yang dibunuh, yang diterangkan secara terperinci di dalam ayat pertama. Pada ayat kedua diterangkan hikmah syariat ini, dan dibangkitkannya mereka agar memikirkan dan merenungkan hikmah ini, sebagaimana terhimpun didalam hati mereka perasaan taqwa, yang merupakan "klep" pengaman dalam masalah pembunuhan dan qishash.

...

Allah telah memberi nikmat kepada orang-orang yang beriman dengan syarat diat ini, karena diat mengandung keringanan dan rahmat,

"... Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhanmu dan suatu rahmat ..."

Akan tetapi, syariat ini tidak berlaku bagi bagi Bani Israel sebagaimana disebut dalam Taurat. Ia hanya disyariatkan bagi umat Islam untuk memberi kesempatan hidup bagi yang bersangkutan manakala telah terjadi saling kerelaan dan kebersihan hati.

"... Maka barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih"

...


"Dan, dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kamu, hai orang-orang yang berakal supaya kamu bertaqwa."

"Qishash" itu bukanlah pembalasan untuk menyakiti, bukan pula untuk melampiaskan sakit hati. Tetapi, ia lebih agung dan lebih tinggi yaitu untuk kelangsungan kehidupan, di jalan kehidupan. Kemudian untuk dipikirkan dan direnungkan hikmat difardhukannya, juga untuk menghidupkannya, juga untuk menghidupkan hati dan memandunya kepada Allah.

Jaminan kelangsungan hidup di dalam qishash bersumber dari berhentinya (tidak jadinya) para penjahat melakukan kejahatan sejak permulaan. Karena orang yang yakin bahwa dia harus menyerahkan hidupnya untuk membayar kehidupan orang yang dibunuhnya, maka sudah sepantasnya dia merenungkan, memikirkan, dan menimbang-nimbang. Kehidupan dalam qishash ini juga bersumber dari terobatinya hati keluarga si terbunuh apabila si pembunuh itu dibalas bunuh pula. Ini untuk mengobati hati dari dendam dan keinginan untuk melakukan serangan. Serangan yang tidak hanya terhenti pada batas tertentu saja, Serangan yang tidak hanya terhenti pada batas tertentu saja, seperti pada kabilah-kabilah Arab hingga berlanjut menjadi peperangan sengit selama empat puluh tahun, seperti yang terjadi dalam Perang Basus yang terkenal di kalangan mereka itu, dan seperti yang kita lihat dalam realita hidup kita sekarang dimana kehidupan mengalir di tempat-tempat pembantaian dendam keluarga dari generasi ke generasi dengan tiada yang menghentikannya.

Di dalam Qishash terdapat kehidupan dalam arti yang lebih lengkap dan umum. Karena, perampasan terhadap kehidupan seorang manusia berarti perampasan terhadap kehidupan seluruhnya. Juga berarti kejahatan terhadap semua manusia yang hidup, yang sama-sama memiliki sifat kehidupan sebagaimana si terbunuh tadi. Apabila qishash terhadap seorang penjahat dapat mencegah terenggutnya jiwa seorang manusia, maka hal itu juga akan dapat mencegah perenggutan terhadap seluruh kehidupan. Sungguh di dalamnya tertahannya pembunuhan berikutnya (karena pelakunya sudah diqishash) itu terdapat jaminan kelangsungan hidup. Yakni, kehidupan yang mutlak, bukan cuma kehidupan perseorangan, bukan cuma kehidupan suatu keluarga, dan bukan cuma satu kelompok.

Selanjutnya--dan ini merupakan yang terpenting dan faktor utama untuk memelihara kehidupan--adalah terfokusnya perenungan terhadap hikmah Allah dan agar bertaqwa kepada-Nya.

"Supaya kamu bertaqwa"

Peringatan untuk diri sendiri dan sekalian
Wabillahi Taufik Wal Hidayah.
Wallahu Alam Bisshawab.

Disalin dari Tafsir Di Bawah Naungan Al Quran Jilid I, Sayyid Quthb, Gema Insani Press, Jakarta 2000
Hal 194-197

Komplek Percetakan Al Quranul Karim Raja Fahd
http://www.qurancomplex.org/default.asp?l=ind

Friday, January 09, 2009

Peran Timur Tengah dalam Membela Kemerdekaan RI

Assallamualaikum Sanak di Palanta, ... dari RantauNet

ambo taruih an postingan dari palanta sabalah,
Semoga kekejaman dan perang di Palestina cepat berakhir.

mari kito bakirim do'a untuak muslim Palestina.
Ya, Allah berikanlah RahmatMU untuk saudara kami, bangsa Palestina,
amin ya Rabbal alamin

wassallam,
Datuak Arifz,37.bpn

Ngapain sih mendukung Palestina?

Kalau ada ribut-ribut di negara- negara Arab, misalnya di Mesir, Palestina, atau Suriah, kita sering bertanya apa signifikansi dukungan terhadap Negara tersebut. Misalnya baru-baru ini ketika Palestina diserang. Ngapain sih mendukung Palestina?
Pertanyaan tersebut diatas sering kita dengar, terutama karena kita bukan orang Palestina, bukan bangsa Arab, rakyat sendiri sedang susah, dan juga karena entah mendukung atau enggak, sepertinya tidak berpengaruh pada kegiatan kita sehari-hari.
Padahal, untuk yang belum mengetahui.. kita sebagai orang Indonesia malah berhutang dukungan untuk Palestina.

Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.



Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.

M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peranserta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.



Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:
".., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian "Al-Ahram" yang terkenal telitinya juga menyiarkan." Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi "Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia" dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.

Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI. Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia , Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .."

Setelah seruan itu, maka negara daulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir 1949. Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Tim-Teng lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.

Dukungan Mengalir Setelah Itu

Setelah itu, sokongan dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat. Para pembesar Mesir, Arab dan Islam membentuk ' Panitia Pembela Indonesia '. Para pemimpin negara dan perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab sangat gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan di dalam sidang lembaga tersebut.

Di jalan-jalan terjadi demonstrasi- demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 November 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya , demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk para syuhada yang gugur dlm pertempuran yang sangat dahsyat itu.

Yang mencolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal "Volendam" milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.
Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah-putih –tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan. Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk "Volendam" bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir.

Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:
"Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain."

Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada salib menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab. "Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa."

Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina dalam membantu perdjoeangan kita..(Lihat foto bung Hatta, Hj Agus Salim, Mufti Palestina, dan pemimpin Mesir di attachement supaya kita kenal wajah wajah dari tokoh pembela Indonesia ini)
Statement Tokoh dalam buku ini:

Dr. Moh. Hatta
"Kemenangan diplomasi Indonesia yang dimulai dari Kairo. Karena dengan pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala jalan tertutup bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji, sebagai selalu dilakukannya di masa-masa yang lampau."

A.H. Nasution
"Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang paling dahulu mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja ke Jogja dan jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2 Indonesia di luar negeri. Mesir, Siria, Irak, Saudi-Arabia, Jemen, memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan IranTurki mendukung RI. Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan diplomat-2 revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang tetap luas di negara-2 Timur Tengah merupakan modal perdjuangan kita seterusnja, jang harus terus dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD '45 : "ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".

"Perumpamaan kaum muslimin yang saling kasih mengasihi dan cinta mencintai antara satu sama lain ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota berasa sakit maka seluruh tubuh akan turut berasa sakit dan tidak dapat tidur." (HR Bukhari)

Sumber:
Peran Timur Tengah dalam Membela Kemerdekaan RI
http://raulmoorish.multiply.com/photos/album/14/Peran_TimTeng_Dalam_Membela_Kemerdekaan_RI