Tuesday, September 23, 2008

Pengelolaan Zakat

Kuliah Tarawih, 20 September 2008
Dr. H. Soewarsono S, sp.O.G
Mantan Takmir Al Azhar


Alhamdulilah, segala puji bagi Allah atas rahmatnya yang luas pada umatnya.

Menyimak kejadian di Pasuruan, 2008. Al Baqarah ayat-ayat awal, Al Quran
memberi penegasan bahwa Al Quran, kitab yang tidak ada keraguan dan petunjuk
bagi orang muttaqin. Surat Al Ma'un menyatakan, siapakah yang mendustakan
agama, mereka yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin, Maka kecelakaan bagi orang yang shalat, yaitu orang-orang yang
lalai dalam shalat, orang-orang yang berbuat riya dan dan enggan menolong
dengan barang yang berguna.

Mengenai zakat, mereka yang berpendapatan kurang dari Rp 20.000 perhari
termasuk miskin. India mempunyai penduduk miskin 400 juta. Teknologi maju,
riset, roket, perakitan mobil, IT maju tetapi kemiskinan dipelosok masih
terjadi.

Kasus Pasuruan, kasus ini terjadi tanggal 15 September 2008, jam 10.00
mengantri uang 30.000 menyebabkan 21 orang meninggal karena terhimpit dan
kehabisan oksigen saat menganti pembagian zakat. Mereka berkumpul dari pelosok
Pasuruan untuk mendapatkan zakat. Ini fenomena gunung es kemiskinan di
Indonesia. Untuk mereka yang miskin, nilai itu untuk menyambung nyawa 2-3
hari.

Namun media menyampaikan tragedi zakat, kami menyesalkan pernyataan media ini
karena tiap tahun, sudah berlangsung bertahun-tahun tidak pernah menelan
korban. Penyebaran zakat fitrah dan Penyebaran zakat mal yang melalui BAZ
sekitar Rp. 7 triliun, sementara penyebaran zakat secara tradisionil langsung
dari muzakki ke mustahik sekitar 600 milyar.



Zakat fitrah di Mesjid Agung AlAzhar sekitar, 14 Ton. Pemberdayaan pada kaum miskin, 8 golongan asnaf. Fakir tidak mempunyai penghasilan tetap, miskin penghasilan tidak mencukupi. Sementra mereka yang terlilit hutang dan tidak membayar utang, termasuk gharimin. Liqoq budak-budak belian, saat ini sudah tidak ada. Kedua golongan ini tidak terdata dalam mustahik.

Dimana seruan zakat, banyak organisasi yang membantu untuk menyalurkan zakat,
dari organisasi masyarakat dan organisasi lain, tetapi perlu mewaspadai biaya sosialisasi pengumpulan zakat bila melalui media massa menyerap biaya yang tidak sedikit, bahkan nilai yang besar untuk media elektronik. Pembayaran langsung adalah
bentuk alternatif, bahkan ada yg menyebut riya, semoga tidak terbukti.

Saat ini dikumpulkan anak yatim-piatu dari 22 Panti Asuhan seluruh DKI. Selain
mereka yang tinggal di panti, banyak yang tidak mempunyai orangtua namun mereka masih hidup berada di lingkungan keluarganya.

Kalau kita tilik negara kita mulai mengadopsi Hukum Islam negara dilegalkan
sebagai hukum negara. Hukum Islam yang sudah diterapkan permasalahan haji dan
perbankan syariah. Perhatian mengenai mesjid, Mesjid di Malaysia menjadi kewajiban negara membangun dan merenovasi mesjid. Mesjid AlAzhar dibangun oleh umat Kebayoran Baru dan sekitar.

Semoga Allah SWT memberi rahmat kepada kita.

Monday, September 22, 2008

Membenahi Sistem Asuransi

Apa yang membedakan nasib orang miskin Indonesia dengan orang miskin Amerika? Percaya atau tidak, bedanya hanya pada selembar kartu asuransi kesehatan. Setiap warga negara atau permanent resident di Amerika Serikat dibekali kartu asuransi bagi warga miskin dan kelas menengah atau pegawai pemerintah yang berlaku nasional dengan jaminan penuh. Dengan begitu, setiap kali warga negara Amerika Serikat harus dirawat di rumah sakit, negara akan menjamin seluruh biaya perawatannya. Darimana dananya? Asalnya dari pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat.



Di Indonesia, meski ada asuransi kesehatan, masyarakat yang menikmatinya masih terbatas. Untuk pegawai negeri ada Asuransi Kesehatan (Askes), sedangkan untuk masyarakat ada Asuransi untuk Rakyat Miskin (Askeskin). Namun tidak semua biaya pengobatan ditanggung oleh Askes dan Askeskin, sebab sistem asuransi dalam dua asuransi ini masih terbatas dalam jumlah nominal. Jika biaya yang ditanggung sebesar Rp. 2 juta, sedangkan biaya mencapai Rp. 5 juta, maka si pemegang kartu masih harus mengusahakan lagi biaya sebesar Rp. 3 juta.

Dalam sistem pembiayaan kesehatan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Uniknya, banyak negara yang lebih muda, yang merdeka setelah Indonesia, memiliki sitem pembiayaan kesehatan lebih mantap, yang menjadi "model" dan berlaku secara nasional, seperti di Korea. Kenapa Indonesia tertinggal?



Sebenarnya Indonesia bisa menerapkan sistem asuransi kesehatan sosial model Jerman, yang dikenal dengan nama Bismarek Model. Model ini diterapkan di Korea dan Jepang dan mampu mencapai cakupan 100% penduduk. Ada beberapa prinsip universal dalam penerapan model ini. Pertama, kepesertaannya bersifat wajib bisa dimulai dari sektor tenaga kerja nonformal atau formal, untuk kemudian berkembang ke kelompok lain.

Kedua, iuran ditanggung bersama, diterapkan secara proporsional sesuai dengan tingkat pendapatan penduduk antara pemberi dan penerima kerja. Pendekatan seperti ini sebenarnya mengantisipasi perkembangan masa depan, ketika biaya pelayanan kesehatan akan menjadi amat mahal, sehingga tidak dapat ditanggung penerima kerja (sendiri) atau pemberi kerja (sendiri).

Prinsip ketiga, jenis santunan/benefit package berupa pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis. Keempat, kegotongroyongan di antara peserta, antara kaya dan miskin, tua-muda, sehat-sakit, bahkan yang memiliki resiko sakit tinggi dan rendah. Kelima, badan penyelenggara juga harus bersifat nonprofit, sehingga lebih menguntungkan peserta. Sisa hasil usaha diperuntukkan bagi peningkatan pelayanan kesehatan, misalnya pembangunan saran kesehatan.

Dengan sistem ini, diharapkan pelayanan kesehatan bisa dijalankan dengan mengedepankan wajah sosial tanpa menghilangkan aspek ekonomi. Prinsip-prinsip itu memberi peluang kepada seluruh rakyat untuk memperoleh hak dan kewajiban ang sama, tanpa membedakan status sosial.



Beberapa Regulasi Askses dan Jamsostek amat baik dalam tahapan gagasan, namun ketika pelaksanaannya di lapangan perlu berbagai perbaikan dan penyempurnaan dibeberapa pihak. Administrasi Askes, Jamsostek dan Rumah Sakit.

Majalah Gatra, 21 Mei 2008.

Tuesday, September 16, 2008

Kuliah Tarawih 13 Ramadhan

Berikut catatan Kuliah Tarawih,
13 Sept 2008 M, 13 Ramadhan 1429 H
di Mesjid Agung AlAzhar

Penceramah: Syamsir Kamaluddin, Pembina Takmir Al Azhar.

Atas rahmat Allah SWT kita telah mencapai 13 hari. Salah satu keutamaan Ramadhan adalah turunnya Al Quran selama 23 tahun secara bertahap. Al Quran diturunkan, dinuzulkan pada Rasullulah, Nabi Muhammad SAW untuk umatnya yang jahiliyah. Menyembah banyak tuhan, mengubur anak perempuan, ternyata dalam waktu singkat 23 tahun dapat membentuk masyarakat marhamah.

Masyarakat marhamah dibentuk melalui bimbingan wahyu Alquran, panduan melalui bimbingan Alquran. Tanpa tangan besi, iming2 hadiah, kekuasaan, dan bujuk rayu.

Kini jahiliyah di abad modern. aborsi, pembunuhan dimana-mana. Moral generasi muda yang rusak, kehidupan bebas, prostitusi, dan narkoba. Berbagai cara dicoba, berbagai metoda di coba, tidak berhasil. Kini kita sudah merdeka 63 tahun, apa yg kita lihat, kerusakan segala sendi masyarakat.



Kandungan utama Al Quran, adalah Allah mengenalkan dirinya kepada manusia, Allah memberikan pedoman agar manusia bahagia di dunia dan di akhirat.

Bila kita baca Al Quranul Karim dari awal hingga akhir, kita dapati semua solusi mengenai problema manusia dan masyarakat. Allah memberikan aturan, petunjuk, handbook yang pas untuk manusia. Aturan dan petunjuk itu tercantum di dalam Alquran.

Al Baqarah 185, " (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberkan kepadamu, supaya kamu bersyukur".



Kewajiban kita yang pertama, mengimami Al Quran, berarti meletakan Al Quran di depan dan kita yang mengikuti. Bila Al Quran bilang haram kita ikuti itu haram.

Kewajiban kita kedua adalah belajar dan mempelajari Al Quran.

Kewajiban kita ketiga adalah mengamalkan Al Quranul Karim.


Kita mendapat kesempatan membaca, mempelajari dan membaca tafsir Al Quranul Karim. Di bulan Ramadhan ini, sediakan waktu untuk membaca, mempelajari, memahami tujuan Al Quran.

Al Quran sudah 1400 tahun dinuzulkan dan disimpan didalam hati Rasulullah. Bila kita mengamalkan membaca, mempelajari dan memahami Al Quran, kalbu akan berbicara dan menuntun ini dzalim, ini maksiat, ini haram.

Kalau kita mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya sehingga kita mencapai tingkat muttaqin, kita akan bersyukur atas karunia dan rahmatnya.

Friday, September 05, 2008

Menentukan Hilal Awal Bulan

Asslm.Wr.Wb.

Penentuan tanggal 1 Ramadhan, 1 Syawal, 1 Dzulhijah dan 9 Dzulhijah Hari Arafah selalu menjadi perbedaan antara Negara Saudi Arabia, Ormas Muhammadiyah dan Ormas Nahdatul Ulama.

Perkembangan teknologi memungkinkan, perkembangan di Mekah dan Madinah dipantau secara online melalui Video Online dan CCTV online.

Muhamaddiyah berdasarkan metoda perhitungan berdasarkan geometri lintasan orbit.
Nahdatul Utama berdasarkan metoda rukyat, melihat hilal secara langsung.
MUI merekomendasikan bahwa perbedaan menjadi rahmat tidak perlu dipertentangan.
Perbedaan waktu penentuan hilal, terbatas pada penglihatan perukyat
Indonesia sebagai negara maritim terkendala cuaca mendung saat pemantauan hilal.

Kini ada teknologi yang dapat membantu penentuan hilal melalui mata telanjang. Teleskop Awal memanfaatkan input pancaran sinar inframerah dari bulan yang ditangkap sensor ditambah dengan input citra hilal melalui teleskop, melalui pengolahan citra dapat dibedakan pantulan inframerah dari bulan dan dieliminasi dari pancaran surya senja. Pengamatan menggunakan gelombang inframerah dapat dilakukan karena bagian gelap dari hilal sesungguhnya juga memantulkan cahaya inframerah yang tidak tampak oleh mata telanjang. Cahaya itu dapat dilihat dan direkam oleh instrumen inframerah.
Teleskop ini dikenal dengan teleskop Rukyat Versi 1.0, 1995.

Pakar optik sekaligus peneliti senior Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM) LIPI ,Profesor Farid Ruskanda menyatakan, teknologi radar dirancang guna memenuhi kebutuhan masyarakat muslim untuk menentukan tanggal awal bulan, seperti Ramadhan atau Syawal secara tepat dan menghindari perbedaan pendapat yang selama ini ada.

’’Kami masih menunggu konfirmasi dari pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk segera memulai membuat radar teleskop rukyat versi 2.0, yang jauh lebih sempurna dengan versi 1.0-nya



’’Ini merupakan radar dengan spesifikasi tertentu yang kali pertama dibuat di dunia. Rukyat di negara-negara lain hanya menggunakan teleskop.Bahkan,kebanyakan ahli astronomi melakukan rukyat setelah senja karena menghindari silau matahari di ufuk barat. Sementara itu, radar ini bisa melakukan rukyat saat magrib meskipun langit masih berwarna kemerahan,” paparnya.

Farid meneliti radar rukyat ini dibantu oleh dua tim peneliti LIPI, yakni tim yang bertugas merancang radar dan teropong optik. Komponen penelitian yaitu radar, teropong,dan peralatan komputer. Konsep dari radar ini bekerja dengan sistem perabaan (deteksi) gelombang radar yang diterima satelit dengan kemampuan 400.000 kilometer (km) atau hampir 1 juta km bolak-balik.

Kemudian, hasil deteksi radar khusus ini diolah melalui optik atau teropong menjadi bentuk visual yang bisa dilihat. Dari hasil visual itulah kemudian bisa disebarluaskan melalui satelit TV hingga masyarakat bisa ikut bersama-sama melihat hilal. Radar maupun teropong tersebut merupakan hasil rancangan tim peneliti LIPI.
’’Inspirasi dari teknologi radar ini seperti yang selama ini digunakan radio amatir, yang memantulkan gelombang radio ke bulan,” paparnya.

Dia menambahkan,dengan teknologi ini,radar tersebut bisa digunakan untuk merukyat dan disebarluaskan secara massal. Terutama, melihat hilal guna penentuan awal Ramadan, Syawal (Idul Fitri), Dzulhijjah (Idul Adha), dan 1 Muharram yang merupakan awal tahun baru penanggalan Islam.

Menurut dia, dengan bantuan radar ini, perbedaan pendapat waktu Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha yang selama ini terjadi bisa terjembatani. Dia mencatat peluang terjadinya perbedaan pendapat lima dari tujuh kasus (71%) berakhir dengan kontroversi dan perbedaan.

Selama ini, upaya konvensional yang taktis secara teknis itu, ternyata belum pernah bisa menyelesaikan permasalahan secara signifikan. Itu dibuktikan dengan silaturahmi PP Muhammadiyah ke PB Nahdlatul Ulama (NU) dengan moderasi Menteri Agama yang tak menghasilkan kemajuan berarti.

’’Diperlukan sebuah langkah islah yang strategis untuk menyelesaikan permasalahan. Jika terobosan teknologi telah berhasil kami lakukan, selanjutnya harus dibantu dengan terobosan syariah guna menjembatani perbedaan yang ada,”paparnya.

Selain itu, wilayah Indonesia yang terdiri atas 20.000 kepulauan dan terletak di daerah tropis mengakibatkan cuaca hampir 90% mendung. Karena itu, peluang untuk merukyat hanya sekitar 10% untuk posisi yang baik dari hilal.Kriteria 2 derajat berasal dari data pengamatan yang menyatakan hilal terendah yang berhasil diamati ketinggiannya 2 derajat.

Wallahu Alam B.
Wass.Wr.Wb.


Sumber:

Penginderaan Jauh; Ketika Bulan Tampak Lebih Jelas


Radar Teleskop Versi 2.0- Melihat Rukyat dalam Cuaca Buruk

Radar Teleskop Versi 2.0- Melihat Rukyat dalam Cuaca Buruk
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ragam/radar-teleskop-versi-2.0-melihat-rukyat-dalam-cuaca.html